sucikan hati

sucikan hati

Search

Sabda Rasulullah saw :


“Tuhan kita Yang Maha Luhur dan Maha Agung turun setiap malam kepada langit dunia ketika sepertiga malam terakhir, seraya menyeru : Adakah yang menyeru Ku maka Aku akan menjawab untuknya, adakah yang memohon pada Ku maka Aku akan memberinya, adakah yang beristighfar pada Ku maka akan Kuampuni untuknya” (Shahih Bukhari)

Senin, 06 September 2010

Tafsir Ziarah Imam di Hari Jum’at

Setelah menyebutkan hadis di bawah (No.7), ulama terpandang dan perawi doa-doa dan ziarah, Sayid Ibnu Thawus meriwayatkan ziarah kepada para imam as selama seminggu. Ahli hadis yang paling terpercaya, Syekh Abbas Qummi ra, juga mencatat ziarah untuk hari-hari yang berbeda dalam kompilasinya yang berharga, Mafatih al-Jinan.

Salam atasmu wahai hujjah Allah di atas bumi-Nya,
Ada tiga pengertian salam yang patut kita renungi.
Pertama, as-Salam merupakan salah satu nama Allah. Jadi, ketika kita mengucapkan assalamu ‘alayka (salam atasmu) sebenarnya kita tengah mendoakan agar sifat Allah (as-Salam) bersemayam kepada orang yang kita salami sekaligus mendoakan agar Dia melindungi orang yang kita salami.
Ucapan salam seorang mukmin kepada Imam Zaman tak keluar dari makna di atas. Dan, Imam as menjawabnya hanya kita saja yang tak mendengar.
Kedua, salam dalam arti berserah atau ketundukan. Dalam ucapan assalamu ‘alayka, kita sesungguhnya menyatakan penyerahan diri kepada al-Hujah, Imam Mahdi, dengan menunaikan apa-apa yang menjadi perintahnya. Maka, ketika seseorang mukmin berziarah dengan salam tersebut, ia diuji dengan perkataannya, yakni, apakah ia akan mengikuti (tunduk pada) kata-kata Imam as ataukah hawa nafsunya.
Pengertian ketiga salam adalah proteksi atau keamanan. Yakni, apabila seseorang mengucapkan assalamu ‘alayka, itu artinya ia tengah memberikan jaminan keamanan atau keselamatan dari dirinya kepada orang yang disalaminya.
Dalam konteks ziarah kepada Imam Mahdi, artinya, seorang mukmin berjanji untuk memberikan keselamatan kepada Imam as dengan cara tidak menyakitinya, baik secara fisik maupun ruhani, secara langsung maupun tidak langsung. Na’udzubillah min dzalik.
Frase al-Hujjah patut kita perhatikan. Hujjah berarti bukti. Hujjatullah artinya bukti Allah. Pluralnya adalah al-hujjaj. Kata ini disebutkan dalam beberapa ayat al-Quran seperti dalam al-Baqarah: 150, an-Nisa: 165, asy-Syura: 115. Dalam tiga ayat di atas, kata itu telah digunakan dalam pengertian bukti. Misalnya, dalam an-Nisa ayat 165, Allah berfirman, (Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Seperti halnya para nabi dan rasul as yang merupakan bukti-bukti Allah, para imam maksum as juga memiliki status ini. Dalam sebuah hadis, para nabi, para washi, dan para imam as telah digambarkan sebagai hujah lahiriah, sementera akal dilukiskan sebagai hujah batiniah. Hadis ini popular dengan sebutan “hadis Ibnu Sikkit”. Dalam hadis ini, Ibnu Sikkit, seorang ulama Ahlulbait yang tersohor dan terpercaya juga seorang pakar dalam sastra Arab, bertanya kepada Imam Ali Ridha as, “Mengapa Allah memberikan mukjizat yang berbeda-beda kepada para nabi?” Ketika Imam as menjawab pertanyaan ini, ia bertanya kembali, “Sekarang (karena tidak adanya para nabi), siapakah yang menjadi hujah Allah di muka bumi?” Imam as menjawab, “Akal, karena melalui akallah engkau bisa menetapkan keyakinan-keyakinan hujah Allah yang asli dan membedakannya dari yang palsu. Dalam hal ini, engkau bisa menolak para pengklaim.” (al-Kafi, jil.1, hal, 24; Bihar, jil.1, hal.105)
Teranglah dari hadis ini bahwa imam merupakan hujah lahir sementara akal adalah hujah batin. Dengan kata lain, imam adalah akal lahir, sementara akal adalah imam batin. Orang yang memiliki akal dan pemahaman tentu saja akan mengakui imamah imam di zamannya. Di sisi lain, pengikut Imam memiliki akal dan pemahaman yang mengantarkannya kepada pemahaman Imam. Hanya mereka yang akalnya tertutuplah (dengan dosa dan maksiat) yang menolak Imamah dari imam yang sejati. Itulah sebabnya, imam merupakan hujah ultimat Allah yang setelah itu orang-orang yang tertinggal tidak punya alasan atau dalih terhadap Allah.
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا حُجَّةَ اللَّهِ فِي أَرْضِهِ، ‘

Tidak ada komentar:

Posting Komentar